Sunday 22 January 2017

Perbedaan Moving Average Dan Exponential Glättung

Nov 26, 2009 Exponentielle Glättung merupakan prosedur perbaikan terus-menerus pada peramalan terhadap objek pengamatan terbaru. Ia menitik-beratkan pada penurunan prioritas secara eksponensial pada objek pengamatan yang lebih tua. Dengan kata lain, Beobachtungen Terbaru Akan Diberikan Prioritas Lebih Tinggi Bagi Peramalan Daripada Observasi Yang Lebih Lama. 1. Einfache exponentielle Glättung Juga dikenal einfacher exponentieller Glättung yang digunakan pada peramalan jangka pendek, biasanya hanya 1 bulan ke depan. Modell mengasumsikan bahwa Daten berfluktuasi di sekitar nilai bedeuten yang tetap, tanpa Trend atau pola pertumbuhan konsisten. Rumus untuk einfaches exponentielles Glätten adalah sebagai berikut: diman: S t peramalan untuk periode t. X t (1) Nilai aktual Zeitreihe F t-1 peramalan pada waktu t-1 (waktu sebelumnya) konstanta perataan antara nol dan 1 2. Double Exponential Glättung Metode ini digunakan Ketika Daten menunjukkan adanya Trend. Exponentielle Glättung dengan adanya trend seperti pemulusan sederhana kecuali bahwa dua komponieren harus diupdate setiap periode 8211 level dan trend nya. Ebene adalah estimasi yang dimuluskan dari nilai Daten pada akhir masing-masing Periode. Tendenz adalah estimasi yang dihaluskan dari pertumbuhan rata-rata pada akhir masing-masing Periode. Rumus doppelt exponentielle Glättung adalah: 3. Triple exponentielle Glättung Metode ini digunakan ketika Daten menunjukan adanya Trend dan perilaku musiman. Untuk menangani musiman, telah dikembangkan Parameter persamaan ketiga yang disebut metode 8220Holt-Winters8221 sesuai dengan nama penemuya. Terdapat Dua Modell Holt-Winters tergantung pada Tip musimannya yaitu Multiplikative saisonale Modell dan Additive saisonale Modell yang akan dibahas pada bagian lain dari Blog ini. Kembali kita lihat Daten Bali Besuch 2015 Yang diambil Dari Disbudpar Provinsi Bali berikut ini: Daten berbentuk Zeitreihe Yang diambil Sejak Januari 2008 hingga September 2015, Daten ini 92 pengamatan terdiri Dari, untuk datanya dapat diambil disini gtgtgt Untuk bahasan metode pemulusan eksponensial berikut kita Akan Gunakan perangkat lunak evies versi 8.1. 1.Tahap impor Daten: Buka Software eviews Kamu, Pilih offenen bestehenden Dateien, 2. Setelah Keluar Jendela Eviews Pilih-Datei GT Import GT Import aus Datei, 3. Kemudian Ambil Daten Kamu gt offen, 4. Setelah terbuka tampilannya sebagai berikut: langsung klik Weiter, lalu Ende, 5. Nah sekarang workfile kita telah terbaca oleh eviews, 6. Klik 2x pada variabel besuchen maka akan ditampilkan datanya pada jendela eviews. 7. Untuk Masuk ke pemulusan eksponensial pilih di Registerkarte proc gt exponentielle Glättung gt einzelne exponentielle Glättung, 8. Kemudian setelah Muncul Jendela exponentielle Glättung pilih Tingkat pemulusannya, misalnya Doppel, visitsm adalah hasil estimasi, kemudian Glättungsparameter biarkan ezensionen Yang menentukan, kemudian ok, 9. Kemudian outputnya akan ditampilkan sebagai Berikut. Dari Ausgabe dapat kita lihat nilai Parameter Alpha sebesar 0,0240, dimana metode pemulusan eksponensial dinyatakan dengan Formel: 2 (n1) atau n (2 -) Semakin tinggi nilai Yang diperoleh, maka nilai peramalan Akan Semakin mendekati nilai aktual. Dengan demikian nilai peramalan yang diperoleh dengan doppelte exponentielle Glättung adalah sebagai berikut: Berikut ini adalah perbandingan nilai aktual dengan nilai peramalan dengan doppelte exponentielle Glättung. Untuk Hasil estimasi dengan einzigen exponentiellen Glättung adalah sebagai berikut, ulangi kembali proses dari langkah nomor 8 diatas, pilih einzelne exponentielle Glättung. Dari Ausgangsdiatas, einzelne exponentielle Glättung memberikan nilai yang lebih baik yaitu 0,64, artinya pengamatan lebih menitikberatkan pada pengamatan yang lebih baru daripada nilai doppelte exponentielle Glättung sebesar 0,024. Semakin besar nilai (mendekati 1) maka nilai peramalan Yang diperoleh Akan mendekati peramalan metode naiv (lihat bahasannya disini gtgtgt), dimana Titik Berat pengamatan Akan mendekati nilai rata-rata Daten aktual, pada kasus ekstrim dimana 1, Y T1 TY T. maka nilai Peramalan akan sama dengan peramalan metode naiv. Semakin besar nilai, maka Akan Semakin besar pula penyesuaian Yang terjadi terhadap nilai peramalan, sebaliknya Semakin kecil nilai, maka Akan Semakin kecil pula penyesuaian Yang terjadi Pada nilai peramalan yang akan datang. Nilai peramalan yang diperoleh dari einzelne exponentielle Glättung adalah sebagai berikut: Berikut ini adalah perbandingan nilai aktual dengan nilai peramalan menggunakan metode einzelne exponentielle Glättung. Garis yang berwarna merah adalah Daten setelah proses pemulusan tingkat 1, kita dapat melihat tidak banyak penyesuaian yang terjadi terhadap Daten aktualisieren. Berikut ini adalah grafik perbandingan nilai peramalan dengan metode pemulusan eksponensial terhadap Daten aktual, dapat kita lihat bahwa nilai peramalan dengan Doppel eksponential Glättung tidak mengikuti pola Dari grafik Daten aktual dan einzelne exponentielle Glättung Yang Lebih dekat terhadap nilai rata-rata, perbedaan mendasar ini terjadi Ketika Doppelte eksponential Glättung telah memasukkan komponen Trend dalam estimasinya. Untuk data aktual, nilai single und doppelt exponentiell beserta dan grafiknya dapat kamu unduh disini gtgtgt sumber data. disbudpar Provinsi Bali (diolah oleh Statistik 4 Life) von ariyoso Teori amp Konsep Statistik Konsep Variabel Kualitatif dan Kuantitatif Tipe Daten Statistik Deskriptif Konsep Parametrik dan Non Parametrik Statistika Inferensia Penyusunan hipótesis Teknik Pengukuran Statistik Teknik Sampling Sebaran probabilitas Diskret Sebaran Normale Sebaran Binomiale Sebaran Poisson Transformasi Posted Daten Korelasi bivariat Pemaparan Daten Kualitatif dengan Tabulasi Silang neue IBM SPSS Ver.23Metode exponentielle Glättung Glättung adalah mengambil rata 8211 rata Dari nilai pada beberapa periode untuk menaksir nilai pada Suatu periode (Pangestu Subagyo, 1986: 3) Exponential Glättung adalah Suatu metode peramalan rata - rata bergerak yang melakukan pembobotan menurun Secara exponentiellen terhadap nilai 8211 nilai observasi yang Lebih tua (Makridakis, 1993: 79) metode explonential Glättung merupakan Pengembangan Dari metode gleitenden Durchschnitt. Dalam metode ini peramalan dilakukan dänischen mengulang perhitungan secara terus menerus dengan menggunakan data baru. 1. Metode Einzel exponentielle Glättung Metode einzelne exponentielle Glättung merupakan perkembangan Dari metode gleitenden Durchschnitt Sederhana, yang Mula Mula 8211 dengan rumus sebagai berikut: (1.1) (1.2) dan (1.3) (1.4) Perbedaan antara St1 dan St adalah sebgai berkut: ( a) Pada St1 terdapat sedangkan Pada St tidak terdapat (b) Pada St terdapat sedangkan Pada St1 tidak terdapat (Pangestu Subagyo, 1986: 18) Dengan Melihat hubungan di atas maka kalau nilai St sudah diketahui maka nilai St1 dapat dicari berdasarkan nilai St itu Kalau diganti dengan nilai Prognose pada tahun t (yaitu St) maka persamaan diubah Menjadi: (1.5) bisa diubah Menjadi: (1.6) Di dalam metode Exponential smothing nilai diganti dengan sehingga rumus Prognose Menjadi: St1 Xt (1 8211) St (1.7) ( Pangestu Subagyo, 1986: 19) Penerapan Teknik peramalan ini menghasilkan Tisch di bawah ini Tabelle I Nilai St contoh penggunaan metode Saingle exponentielle Glättung Keine Xt St 20 2 21 1 20 3 19 20,10 4 17 19,19 5 22 19,69 6 24 19,92 Sumber (Pangestu subagyo, 1986: 21) Nilai ramalan untuk periode ke 7 dapat dihitung sebagai berikut: S7 X6 (1 8211) S6 0,1 (24) (0,9) 19,92 20,33 Metode Einzel Exponentielle Glättung lebih cocok digunakan untuk meramal hal 8211 hal yang fluktuasinya secara random (tidak teratur). 2. Metode Doble Exponentielle Glättung Metode ini merupakan Modell linearen yang dikemukakan oleh Brown. Didalam Merode Doble exponentielle Glättung dilakukan proses Glättung dua kali, sebagai berikut: St Xt (1 8211) St-1 (1.8) St S8217t (1 8211) (1.9) Rumusan ini agak berbeda dengan rumus Einzel exponentielle Glättung karena Xt dapat dipakai untuk mencari St bukan St1 Prognose dilakukan dengan rumus: Stm bei BTM (1.10) m jangka Waktu Prognose kedepan (1,11) (1,12) Metode doppelt exponentielle Glättung ini biasanya Lebih tepat untuk meramalkan Daten yang mengalami Trend naik. Agar dapat menggunakan rumus (1.8) dan (1.9) maka nilai St-1 dan St-1 Harus tersedia tetapi Pada saat t 1, nilai 8211 nilai tersebut tidak dapat tersedia. Jadi nilai 8211 nilai ini harus ditentukan pada awal Periode. Hal ini dilakukan dengan hanya menetapkan St dan St sama dengan Xt atau dengan menggunakan Suatu nilai pertama sebagai nilai awal. Contoh penggunaan Metode doble exponentielle Glättung untuk penjualan barang X. Tabelle 2 Volume penjualan barang X NO PERMINTAAN Barang 1 120 2 125 3 129 4 124 5 130 Sumber (Pangestu Subagyo, 1986: 26) Akan dicari ramalan Minggu ke-6 dengan menggunakan rumus ( 1,10) dengan 0,2. Perhitungan di mulai dengan menghitung St172 dengan rumus (1.8) yaitu St Xt (1-) St-1. X1 120, karena belum cukup Daten St dianggap sebesar 120 dan selanjutnya dengan rumus (1.8) Secara berangkai didapatkan kemudian mencari nilai dengan rumus (1,9) yaitu dengan 0,2. 120 dan harga-harga hat ein neues Objekt erhalten: harga-harga hat ein neues Objekt erhalten: harga-harga hat eine neue Auszeichnung erhalten: vor 1 Jahr (en). Dari Secara berangkai didapat harga Dari Secara berangkai didapat harga-harga Harga ramalan tahun ke-6 diperoleh dengan rumus (1.10) yaitu Stm bei btm172 dengan m 1 dan 0,2 S6 a5 b5 126,84 0,64 127,48. Jadi ramalan penjualan Tunai ke-6 adalah 127,48 3. Metode Triple-exponentielle Glättung Metode ini merupakan metode Prognose Yang dikemukakan oleh Brown, dengan menggunakan persamaan kwadrat. Metode ini lebih cocok kalau dipakai untuk Membranvorhersage yang berfluktuasi atau mengalami gelombang pasang surut. (Pangestu Subagyo, 1986: 26). Prosedür pembuatan Prognose dengan metode ini sebagai berikut: Carilah nilai dengan rumus sebagai berikut: (1.13) Untuk tahun pertama nilai belum bisa dicari dengan rumus di atas, maka boleh ditentukan dengan bebas. Biasanya ditentukan sama seperi nilai yang telah terjadi pada tahun pertama. Carilah nilai dengan rumus: (1.14) Pada tahun pertama biasanya nilai ditentukan seperti nilai Yang terjadi Pada tahun pertama: Carilah nilai (1,15) Untuk nilai tahun pertama biasanya dianggap sama dengan Daten tahun pertama. Carilah nilai (1,16) Carilah nilai (1,17) Carilah nilai (1.18) Buat persamaan forecastnya (1,19) m adalah jangka Waktu maju ke depan, yaitu berapa tahun yang akan datang Prognose dilakukan. Bei, bt, ct adalah nilai yang telah dihitung sesuai dengan rumus di depan. Contoh penggunaan metode Triple-exponentielle Glättung untuk peramalan penjualan kita gunakan Daten Tabel 2. Akan tetapi ramalan tahun ke-6 menggunakan rumus (1,19) dengan 0,2. Dari contoh di atas kita, sudah mendapatkan, nilai, dan, maka, kita, harus, mencari, nilai. Bei, bt, ct dengan. 120 dengan rumus (1,16) diperoleh harga-harga Dengan mengggunakan rumus (1.16) (1.17) (1.18) harga an, bt, ct bisa didapat Harga ramalan tahun ke-6 diperoleh dengan menggunakan rumus (1.19)


No comments:

Post a Comment